WOe land
Selasa, 27 Agustus 2013
Sabtu, 08 Desember 2012
Sinopsis Arang and The Magistrate episode 3
Siapa yang mengira kalau Arang yang hendak mencium Eun Oh itu hanyalah mimpi. Oh Gross!! This drama is really trolling us! Tapi, siapa yang tahu, hal itu mimpi atau bukan karena semuanya memang terlihat real. Eun Oh yang menyadari kalau ia memimpikan Arang yang hendak menciumnya langsung saja terbangun dan ia terbelalak.
Memaki dirinya sendiri, "Ah!! Aku pasti sudah gila!!" Teriak Eun Oh mengusap-usap wajahnya dan mulai menyadarkan diri. Haha.. Itu bisa jadi sebuah sinyal kalau Eun Oh memang sudah benar-benar jatuh hati pada Arang.
Pagi
itu juga, Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk mengantarkan surat khusus yang
diperuntukkan untuk Joo Whal. Eun Oh memperingatkan Dol Swi, kalau
bagaimanapun juga surat itu harus sampai ke tangan Joo Whal, jangan
sampai engga. Dol Swi bertanya-tanya tentang isi surat tersebut, dan Eun
Oh menghindari pertanyaan itu.
Dol Swi pun menanyakan tentang mengenai Eun Oh yang berpura-pura menjadi hakim. Akan sampai berapa lama, Eun oh bertahan dalam kepura-puraan seperti itu? Tanya Dol Swi dengan polosnya. Eun Oh menjawa, bahwa hal itu engga akan lama, lalu Ia pergi meninggalkan Dol Swi begitu saja.
Dol Swi pun menanyakan tentang mengenai Eun Oh yang berpura-pura menjadi hakim. Akan sampai berapa lama, Eun oh bertahan dalam kepura-puraan seperti itu? Tanya Dol Swi dengan polosnya. Eun Oh menjawa, bahwa hal itu engga akan lama, lalu Ia pergi meninggalkan Dol Swi begitu saja.
Di
kerajaan langit, raja langit dan raja neraka tengah asyik memancing.
Kedua terlibat pembicaraan mengenai hal terkait kegiatan manusia dibumi.
Raja neraka menyinggung permasalahan roh-roh yang masih berkeliaran, sudah lebih dari ratusan tahun dan roh-roh itu belum juga tertangkap dan mendapat hukuman di dunia berikutnya. Kaisar langit yang merasa tersinggung berjanji akan membereskan hal tersebut sesegera mungkin.
Lalu bagaimana nasibnya roh-roh yang hilang itu, singgung kaisar langit pada raja neraka. haha.. Ia juga mengatakan, "Kau tau kenapa kau sangat lambat tumbuh dewasa tapi cepat sekali menua? Karena kau selalu marah dan tergesa-gesa." pfft..
Di
tempat Shaman Bang Wol, Arang menunggu disebuah ruangan, ia baru saja
merapikan rambutnya.
Dan tebak siapa yang punya baju baru?? ARANG. Hanbok dan segala macam peralatan wanita yang beberapa waktu lalu dipesan oleh Eun Oh pada Bang Wol, kali ini semuanya sudah tersedia. Hanbok cute dengan rajutan bunga cantik, bedak dan lipstik ala jaman penjajahan plus riasan rambut yang manis.
Dan tebak siapa yang punya baju baru?? ARANG. Hanbok dan segala macam peralatan wanita yang beberapa waktu lalu dipesan oleh Eun Oh pada Bang Wol, kali ini semuanya sudah tersedia. Hanbok cute dengan rajutan bunga cantik, bedak dan lipstik ala jaman penjajahan plus riasan rambut yang manis.
Melihat
semua itu, Arang tersenyum senang. Ia seperti melihat harta karun,
harta karun yang ribuan tahun terpendam di dasar bumi lapisan 7. Aigh!
Setelah memperhatikan benda yang ada di hadapannya satu persatu, Arang
mulai menggunakan barang-barang itu. Dimulai dari hanbok, ia memakainya
dengan hati-hati kemudian merias wajahnya dan memakai bandana plus jepit
rambut.
Arang
bercermin, berharap dapat melihat dirinya dipantulan cermin tersebut.
Tapi, engga. Arang sama sekali engga bisa melihat dirinya di cermin.
Cermin itu kosong dan pantulan bayangan diri Arang menghilang, ia sama
sekali engga bisa melihat betapa cantiknya diri Arang kali ini.
Selagi
Arang membenahi dirinya, Eun Oh sudah berulang kali berjalan
mondar-mandir. Ia menghentak-hentakkan kipasnya, menunggu memang selalu
membuat seseorang merasa kepanasan. Arang belum juga keluar dari ruangan
itu, Eun Oh yang kesal bertanya pada Bang Wool, kenapa Arang
membutuhkan waktu ribuan tahun untuk berganti pakaian di ruangan itu,
padahal hal semudah itu dapat dilakukan hanya dalam hitungan detik,
keluh Eun Oh.
Eun
Oh memang sama sekali engga bisa mengenal karakter seorang wanita,
Arang adalah wanita, ia membutuhkan waktu lama untuk membenahi dirinya
sendiri, terlebih ini adalah kali pertama Arang memakai pakaian baru,
ucap Bang Wool seraya mengasal golok tajamnya. Jawaban itu malah membuat
Eun Oh kepanasan, bagaimana bisa selama ini.
Engga
lama kemudian, Arang keluar dari ruangan dengan senyuman. Hanbok,
bandana bunga dan riasan wajahnya itu benar-benar membuat dirinya
terlihat cantik. Eun Oh pun sampai ternganga melihat kecantikan Arang.
Aww.. Eun Oh benar-benat terpesona. Arang yang biasanya selalu urakan,
kali ini ia merapikan diri dan hasilnya benar-benar diluar dugaan. Engga
ada mengira kalau hantu pun jika didandani akan cantik.
Lebih
dari beberapa detik Eun Oh terpesona, Eun Oh engga bisa berkata
apa-apa. Sulitnya bagi Eun Oh untuk memuji kecantikan Arang. Eun Oh
malah dibuat terbata-bata karena kegugupannya. Ia mengalihkan kata
cantik dengan hanya memuji rambut Arang yang tertata rapih, "Rambut
acak-acakanmu itu terlihat lebih tertata rapi sekarang. Well, itu saja.
Aku memiliki urusan lain yang harus aku kerjakan. Kau tetap berada di
sini dan jangan pergi kemana-mana." ucap Eun Oh dalam kegugupannya.
Hihii. Ia beberapa kali harus berdehem untuk melancarkan kata-katanya
sendiri.
Eun
Oh pergi meninggalkan Arang, Arang heran kemana Eun Oh akan pergi.
Arang meminta Eun Oh agar mengajaknya, lagi pula mereka sudah ada
ditempat Shaman bersama-sama, kenapa mereka engga juga pergi bersama,
pikir Arang. Eun Oh engga menggubris pertanyaan Arang, ia meninggalkan
Arang dan Bang Wool. Kali ini Bang Wool yang dibuat repot, ia juga engga
ingin berada didekat Arang, ia takut. He.
Di
kediamaannya, pelayan pribadi Joo Whal memberikan surat khusus yang
dikirimkan Eun Oh pada Joo Whal. Saat ditanya siapa pengirimnya, Joo
Whal bertambah terkejut mendengar nama hakim Kim disebut-sebut. Kim Eun
Oh. Ada urusan apa, hakim Kim mengirimkan surat padanya. Pelayan Joo
Whal menyerahkan surat itu dan Joo Whal mulai membacanya.
Engga
ada pekerjaan lain yang bisa Arang lakukan, ia menetap di dalam kamar
milik Bang Wool. Arang mengeluh kesal karena ia engga mendapat pujian
dari Eun Oh. Bukankah ia cantik dengan menggunakan pakaian dan aksesoris
seperti ini, ah bagaimanapun juga ia memang cantik, Arang memuji
dirinya sendiri seraya memutar-mutarkan badannya. Cute.
Di
luar ruangan, lengkap dengan sesajennya Bang Wool mencoba memohon pada
dewa-dewa yang ia percaya untuk mengusir Arang dari tempatnya. Ia
memohon dengan amat sangat, tapi engga ada efek sama sekali pada Arang.
Arang engga juga menghilang dari tempat itu. ke ke ke.
Putus
asa karena rasa ketakutannya pada Arang, Bang Wool memohon pada Arang
dengan mengatakan seluruh pengorbanan yang sudah ia lakukan untuk Arang,
betapa sulitnya hidup Bang Wool ditambah dengan minimnya pelanggan
ramalan yang datang, jadi bisakah Arang pergi saat ini juga? Belum lagi
Arang yang sudah menjadikan Bang Wool sebagai pencuri beberapa waktu
lalu, bukankah sudah cukup?
Bang Wool juga memberikan alasan kalau kali ini ia akan bersemedi kepada panglima hantu dan keberadaan Arang ditempat itu akan mengganggu prosesi ritual abal-abalnya.
Arang yang mendengar keluh kesah Bang Wool pun merasa iba dan ia pun merasa bersalah. Ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu, seperginya Arang dari tempatnya, Bang Wool bisa bernafas legaaa..
Bang Wool juga memberikan alasan kalau kali ini ia akan bersemedi kepada panglima hantu dan keberadaan Arang ditempat itu akan mengganggu prosesi ritual abal-abalnya.
Arang yang mendengar keluh kesah Bang Wool pun merasa iba dan ia pun merasa bersalah. Ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu, seperginya Arang dari tempatnya, Bang Wool bisa bernafas legaaa..
Penampilan
baru memang selalu bisa mengubah seseorang, entah itu pribadinya atau
tindakannya (Nowadays, the criminals wear suit, right?). Begitu pula
dengan Arang, hanbok baru benar-benar membuatnya merasa anggun, perasaan
anggun itu membuat Arang mengubah cara berjalannya, bukan seperti Arang
yang dulu, tapi kali ini ia berjalan layaknya seorang putri bangsawan.
Cute!
Saat dalam perjalanan Eun Oh masih tetap memikirkan Arang. Hehe. Ia sedikit engga nyaman melihat Arang berubah cantik seperti itu. He? Lebih baik Arang menjadi hantu buruk rupa yang bergentayangan. Dan ah yah, kenapa juga Eun Oh meninggalkan Arang, siapa yang tau kalau Arang mungkin saja membuat keonaran bila engga ada dirinya. Eun Oh akhirnya memutar arah dan kembali untuk menemui Arang.
Arang
memasuki Area pasar, hendak mencari Eun Oh tapi Arang malah menemukan
sebuah bangunan yang mengingatkannya pada hantu yang memberikannya
makanan sesajen. Makanan sesajen yang bisa membuat dirinya menampakkan
diri di depan manusia. Arang yang penasaran lalu memasuki bangunan
tersebut.
Tapi,
saat berada di bangunan tua itu, Arang dikejutkan oleh kedatangan 3
hantu jahat. Hantu jahat yang mencoba balas dendam karena perbuatan
Arang merugikan kelompok kubu hantu mereka. Satu pukulan yang Arang
tujukan pada salah satu hantu memang berhasil merubuhkan hantu tersebut.
Tapi malangnya, Arang harus menghadapi lebih dari satu hantu.
Arang
kesal karena salah seorang hantu dengan sengaja menginjak-injak hanbok
miliknya dan dua orang hantu lainnya mencoba memegangi tangan Arang agar
ia engga bisa bebas bergerak. Tapi Arang kemudian menggigit lengan
hantu tersebut dan berhasil meloloskan diri. Satu hantu tumbang,
datanglah segerombolan hantu lainnya. Arang benar-benar berada dalam
masalah besar. Ia harus menghadapi hantu-hantu itu seorang diri.
Bagaimana bisa??
Arang
mencoba melindungi dirinya, ia menggigit, menendang, menggunakan
tangan, kaki dan kepala, semua pukulan random yang Arang layangkan pada
para hantu itu kalah banding dengan jumlah hantu yang harus Arang
hadapi. Arang benar-benar geram saat salah seorang hantu menginjak
hanboknya, dengan cepat Arang meninju hantu tersebut. Namun sayangnya,
hantu yang lainnya datang dan memukul kepala Arang dengan keras hingga
Arang terperosok dan terpojokkan.
Arang
mencoba bangkit, tapi sulit, tubuh hantunya sudah mulai melemah dan
kekuatan habis terkuras. Arang yang terkapar membuat para hantu lainnya
bersemangat untuk membalaskan dendam dengan memukuli Arang. Tapi niat
mereka digagalkan dengan kedatangan Eun Oh. Eun Oh yah~~
Dengan
slow motion, cool, Eun Oh menendang dari arah belakang punggung para
hantu tersebut. Sekejap kemudian, Eun Oh menarik tangan Arang dan
berusaha melindunginnya dengan membiarkan Arang jatuh pada pelukan
tangan Eun Oh. Cute!
Mereka
saling menatap beberapa detik, romance mulai mengembang bak bunga nan
mekar. Gross.. Tatapan itu terhenti karena Eun Oh, Eun Oh gugup dan menyadari posisi canggungnya itu. keke.
Eun Oh mengomel pada Arang, bagaimana bisa Arang hidup seperti ini dikellilingi oleh hantu-hantu jahat seperti mereka.
Eun Oh mengomeli Arang untuk kedua kalinya, karena hanbok baru yang baru saja ia belikan kotor dan rusak! "Kau tau betapa mahalnya hanbok itu!" Tunjuk Eun Oh ke bagian hanbok yang rusak dan kotor. Eun Oh benar-benar panik melihat hanbok Arang rusak. Masalahnya, uang Eun Oh habis untuk membeli dan menyogok Bang Wool untuk membuatkan baju tersebut. Engga cuma Eun Oh, Arang pun kesal, pertama kalinya ia memakai pakaian bagus dan sepertinya itu bakal jadi terakhir kalinya. LOL.
Eun Oh mengomel pada Arang, bagaimana bisa Arang hidup seperti ini dikellilingi oleh hantu-hantu jahat seperti mereka.
Eun Oh mengomeli Arang untuk kedua kalinya, karena hanbok baru yang baru saja ia belikan kotor dan rusak! "Kau tau betapa mahalnya hanbok itu!" Tunjuk Eun Oh ke bagian hanbok yang rusak dan kotor. Eun Oh benar-benar panik melihat hanbok Arang rusak. Masalahnya, uang Eun Oh habis untuk membeli dan menyogok Bang Wool untuk membuatkan baju tersebut. Engga cuma Eun Oh, Arang pun kesal, pertama kalinya ia memakai pakaian bagus dan sepertinya itu bakal jadi terakhir kalinya. LOL.
Para
hantu yang ada dibangunan tersebut terheran-heran melihat makhluk
manusia seperti Eun Oh yang dapat melihat dan memukuli para hantu
seperti mereka. Eun Oh membanggakan dirinya sendiri, ia juga engga lupa
untuk mengeluarkan senjata andalannya dalam mengusir para hantu. Apalagi
kalau bukan, kacang merah! Dengan bangganya, Eun Oh menunjukkan kacang
merah miliknya yang terbungkus rapi dalam lipatan kantong hitam.
Mendengar
kata kacang merah, para hantu memundurkan langkah mereka. Takut terluka
karena kacang merah milik Eun Oh. Apalagi saat Eun Oh mencoba untuk
membuka bungkusan hitamnya, tapiiiiiiii...
tuing. hanya ada satu kacang merah di dalam kantong hitam itu. Hanya satu! Persediaan kacang merah tak terduga milik Eun Oh habis, saudara-saudara! Dan hal itu membuat Eun Oh dan Arang benar-benar dalam bahaya.
tuing. hanya ada satu kacang merah di dalam kantong hitam itu. Hanya satu! Persediaan kacang merah tak terduga milik Eun Oh habis, saudara-saudara! Dan hal itu membuat Eun Oh dan Arang benar-benar dalam bahaya.
Para
hantu tertawa penuh kemenangan saat Eun Oh kehabisan kacang merahnya.
Mereka bahkan mengolok-olok Eun Oh, tapi Eun Oh malah tertawa menantang.
Eun Oh merapikan letak topinya lalu melakukan kuda-kuda dan BAM BAM
BAM..
Eun Oh dengan sukses menumbangkan para hantu dengan sekali tendangannya. Tapi para hantu tersebut memiliki energi ekstra, mereka dapat bangkit kembali dan Eun Oh pun harus kerja extra pula.
Eun Oh dengan sukses menumbangkan para hantu dengan sekali tendangannya. Tapi para hantu tersebut memiliki energi ekstra, mereka dapat bangkit kembali dan Eun Oh pun harus kerja extra pula.
Di
sisi lain, Arang terus memperhatikan Eun Oh. Ia sama sekali engga
menyangka kalau Eun Ho sangat mahir bela diri. Kalau engga ada Eun Oh,
tamat sudahlah riwayat Arang. Kalau dihitung-hitung, ini kali kedua
Arang diselamatkan oleh Eun Oh. Beberapa waktu lalu, saat Arang mencoba
melarikan diri dari Myung Soo dan sekarang, Arang berhutang budi pada
Eun Oh. Dan hutang budi itu bakal Arang balas dengan pengorbanan yang
lebih besar dari Arang untuk Eun Oh.
Eun
Oh menaiki tembok dan bergelantungan, mengandalkan kakinya untuk
meninju para hantu. Seper Guardian Angel, mata Eun Oh engga pernah lepas
dari Arang. Ia mengkhawatirkan Arang, setiap kali para hantu memukuli
Arang, Eun Oh langsung datang membantu. Kali ini sikap Arang berubah, ia
bahka menanyakan keadaan Arang, "bagaimana apa kau baik-baik saja?"
tanya Eun Oh sebelum melayangkan tinjunya pada hantu yang lain.
Oh,
bad. Tenaga Eun Oh pun sudah terkuras habis. Eun dan Arang terpojokkan
oleh para hantu. Tapi, Miracle datang. Kedatangan para malaikat maut
pengumpul roh yang diutus dari neraka bisa jadi miracle buat Arang dan
Eun Oh. Buktinya dengan kedatangan mereka, Arang dan Eun Oh bisa
melarikan diri.
Melihat
para pengumpul roh itu berdatangan tanpa Myung Soo, para hantu
berhambur dan mencoba melarikan diri. Tapi, kali ini engga ada yang bisa
meloloskan diri, mereka tengah berada di sebuah ruangan dan itu
memudahkan pengumpul roh untuk menangkapi para hantu tersebut. Eun
Oh menarik tangan Arang untuk keluar dari ruangan tersebut selagi para
pengumpul roh sibuk menangkapi para hantu yang lain. Berhasil. Eun Oh
dan Arang berhasil melarikan diri. Mereka memasuki gang-gang kecil untuk
menghindari kejaran para malaikat pengumpul arwah.
Saat
mereka berlari, Arang yang kesal langsung saja melepas paksa tangannya
yang tengah digengggam oleh Eun Oh. Arang mengeluh mengenai hanbok
barunya yang rusak dan kotor. Arang pun mengeluh karena ia engga akan bisa bertemu dengan Joo Whal dengan pakaian seperti ini.
Tiba-tiba cuaca meredup dan hujan. Eun Oh mengeluh, kenapa harus ada
hujan disaat-saat melelahkan seperti ini. Kenapa juga ia harus mengikuti
hantu wanita seperti Arang, di tengah hujan seperti ini pula. haha.
Di
sebuah pelataran, Joo Whal pun tengah menepi dari hujan. Ia memiliki
kebiasaan melihat ke arah langit, entah itu di saat bulan purnama atau
hanya sekedar menatap awan-awan.
Pengawal Joo Whal datang untuk mempersilakan Joo Whal kembali kekediamannya sebelum hujan turun bertambah deras, lagi pula Hakim Kim engga akan datang bila hujan deras seperti ini. Joo Whal pun kembali kekediamannya dan meninggalkan pelataran tersebut.
Pengawal Joo Whal datang untuk mempersilakan Joo Whal kembali kekediamannya sebelum hujan turun bertambah deras, lagi pula Hakim Kim engga akan datang bila hujan deras seperti ini. Joo Whal pun kembali kekediamannya dan meninggalkan pelataran tersebut.
Arang
membiarkan badannya basah kuyup, ia sama sekali engga menghindari dari
derasnya hujan. Sedangkan Eun Oh yang berjalan dibelakang Arang, ia
sibuk mengeluh. Tapi pada akhirnya, keluhan Eun Oh berakhir pada
ke-caring-an pada Arang. Engga ingin agar Arang basah kuyup, Eun Oh
menarik tangan Arang agar mereka bisa berteduh.
Hujan
bertambah deras, derasnya hujan membuat hulu sungai menguap dan arus
airnya terbawa ke pangkal tebing dan mengalir deras hingga membentuk air
tenjun. Apa yang akan terjadi pada derasnya hujan kali ini??
Arang
dan Eun Oh berteduh untuk menepi dari hujan di pelataran yang beberapa
waktu lalu disinggahi oleh Joo Whal. Di tepi pelataran, Arang memikirkan
dirinya sendiri, kenapa semuanya jadi seperti ini, ia membiarkan bercak
hujan membasahi hanboknya yang kotor.
Eun Oh mengeluh, mengapa engga ada yang berjalan sesuai dengan rencana? Arang menimpali, ia selalu berada dalam keengga beruntungan. Mulai dari mati muda, menjadi hantu dan hanya bisa memakai baju baru yang langsung rusak begitu saja.
Eun
Oh mengomel karena ulah Arang yang engga berpikir terlebih dahulu
sebelum bertindak. Semuanya jadi seperti ini, kalau saja Arang bisa
lebih berhati-hati. Kalau saja... Eun Oh memperhatikan Arang yang
terdiam dan mulai menghampirinya.
Ia mencoba berkata-kata yang baik pada Arang tapi Arang malah membentaknya. "Mungkin terasa begitu tidak adil kalau kau harus pergi ke alam baka seperti ini kan?" ucap Eun Oh yang langsung disembur dengan sentakan dari Arang.
Engga hanya Eun Oh yang dapat sentakan dari Arang, tapi raja langit juga. ke ke ke.
Ia mencoba berkata-kata yang baik pada Arang tapi Arang malah membentaknya. "Mungkin terasa begitu tidak adil kalau kau harus pergi ke alam baka seperti ini kan?" ucap Eun Oh yang langsung disembur dengan sentakan dari Arang.
Engga hanya Eun Oh yang dapat sentakan dari Arang, tapi raja langit juga. ke ke ke.
Jeritan
Arang menggaung sampai ke langit ke 7, dan kali ini raja langit
benar-benar mendengar jeritan Arang itu dengan jelas. Raja langit yang
tengah sibuk bermain Mahyong bersama sang kakak-raja neraka memikirkan
mengenai jeritan Arang. Ada perih dalam jeritan tersebut, dan hal itu
membuat raja langit berpikir.
Sedangkan
lawannya dalam bermain Mahyong, raja neraka, ia terus saja tertawa
karena yakin kali ini ia akan menang dan mengalahkan raja langit. Dalam
permainan mahyong tersebut, saat raja langit hendak meletakkan
serdadunya, ia meletakkannya seperti meletakkan takdir pada kisah yang
akan terjadi di dalam bumi.
Derasnya
hujan jadi bagian dari siasat raja langit. Aliran air yang menguap
karena hujan yang engga henti-henti itu membuat aliran air terjun
bertambah deras. Derasnya hujan menghanyutkan banyak benda,
mengalirkannya dari satu tempat ke tempat lain. Derasnya hujan juga
mengikis tanah keras yang menyimpan banyak rahasia. Derasnya hujan
mengikis tanah keras dimana tubuh Lee Seol Rim terkubur, dan
menghanyutkan mayat itu ke tepi sungai. That is Arang's body. Creepy!
Salah
seorang warga yang menemukan mayat wanita menggegerkan seluruh sisi
Miryang. Terlebih wanita tersebut adalah wanita yang menghilang 3 tahun
yang lalu, wanita yang sudah lama mati dan baru ditemukan jasadnya saat
ini, jasad yang masih utuh!
Beberapa
orang memberikan informasi ini kepada atasan tertinggi di Miryang
secepat mungkin. Officer Choi, Joo Whal dan kediaman hakim Kim (I mean
Eun Oh.) Officer Choi dan Joo Whal yang berada di tempat berbeda
terkejut mendengar berita seperti itu. Eun Oh yang secara kebetulan
engga berada di tempat, maka trio ahjusshi dan Dol Swi yang pergi
melihat jasad wanita tersebut.
Hujan
mulai mereda, Eun Oh tengah berjalan di jembatan hendak menuju ke
kediaman hakimnya. Ia mengomentari bajunya yang basah kuyup karena
Arang. Eun Oh berjalan sendiri tanpa Arang. Dan pada saat itu juga,
tepat dihadapannya beberapa petugas keamanan, para trio ahjushi dan Dol
Swi berlarian ke arah yang sama. Pasti ada sesuatu, pikir Eun Oh.
Eun Oh lalu memanggil Dol Swi yang belum berlari jauh dari arahnya. Eun Oh tentu saja menanyakan ada apa, semua penduduk sepertinya menuju ke satu arah yang sama dan kenapa sepertinya ada keributan. Bukan keributan, melainkan seorang mayat, desis Dol Swi dengan wajah horor. Raut wajah Eun Oh berubah 180 deraja saat mendengar informasi yang Dol Swi sampaikan mengenai ditemukannya seorang mayat seorang wanita. Mayat seorang wanita??
Eun
Oh yang terkejut dengan hal itu, ia bergegas ke tempat kejadian
perkara. Di tempat itu, para petugas megamankan mayat yang sudah
diselubungi oleh anyaman tikar serabut. Para warga yang penasaran dengan
kejadian ini mengerubungi tempat kejadian dibawah awasan para petugas
keamanan.
Eun
Oh memastikan bahwa jasad itu adalah jasad milik Arang. Kebenaran
pertama, terbukti saat melihat seorang ahjumma yang pernah ia temui di
depan kamar milik Lee Seol Rim beberapa waktu lalu. Ahjumma itu terus
menerus menangis, menangisi kepergian Lee Seol Rim-Arang yang tragis
seperi itu. Dan kebenaran yang lain adalah, mayat itu memang benar-benar
mayat Arang-Lee Seol Rim. Eun Oh membuka perlahan penutup tubuh mayat.
Betapa terkejut dan sakitnya, saat ia mengetahui kalau mayat itu adalah
mayat Arang.Eun Oh teringat kata-kata Arang bahwa Arang selalu merasa sakit di bagian ulu hatinya mungkin saja ia mati terbunuh karena ditusuk. Eun Oh memperhatikan hanbok yang digunakan mayat itu, ia engga menemukan sedikitpun bercakan darah. Tiga tahun terpendam di dalam tanah dan jasad itu masih utuh? Is that strange? Ia juga engga menemukan jepit rambut milik ibunya. Is that strange too?
Arang ada di tempat itu. Wajah hantunyaa semakin pucat, ia tau jasad
yang tengah dikerubungi oleh para warga adalah jasad dirinya. Eun Oh
yang menyadari keberadaan Arang, ia langsung menghampiri Arang.
Eun Oh engga ingin melihat Arang terluka, melihat tubuhnya terkapar seperti itu Arang pasti merasa sangat sakit dan pilu dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi. Eun Oh menghadang Arang dan berkata dengan lembut, "jangan melihatnya." Arang engga berkutik, ia masih terdiam. "Jangan melihat. Jangan melihatnya." ucap Eun Oh saat Arang berusaha untuk mendekati jasad itu.
Eun Oh engga ingin melihat Arang terluka, melihat tubuhnya terkapar seperti itu Arang pasti merasa sangat sakit dan pilu dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi. Eun Oh menghadang Arang dan berkata dengan lembut, "jangan melihatnya." Arang engga berkutik, ia masih terdiam. "Jangan melihat. Jangan melihatnya." ucap Eun Oh saat Arang berusaha untuk mendekati jasad itu.
Tapi, pada akhirnya Arang melihat jasad tubuhnya sendiri, karena tanpa
sengaja ahjumma itu membuka anyaman serabut yang menutupi tubuh Lee Seol
Rim. Ahjumma membukanya, karena ia ingin melihat untuk terakhir kalinya
jasad Lee Seol RIm.
Arang engga bisa menerima semua ini, tanpa berkata apa-apa, Arang
menangis dan pergi meninggalkan tempat itu dan meninggalkan Eun Oh. Eun
Oh yang hendak mengejar kepergian Arang, langkahnya terhambat karena
kedatangan Joo Whal. Mendengar Joo Whal yang juga datang ke tempat itu,
Eun Oh menahan langkahnya dan memperhatikan Joo Whal.
Joo Whal menghampiri mayat Lee Seol Rim dan Ya know, Joo Whal sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.
Arang berlari dan terus berlari. Hey, ini benar-benar sakit. Mendapat
kenyataan pahit seperti ini. Tanpa tau siapa jati dirinya yang
sebenarnya, kenapa ia bisa mati dalam keadaan mengenaskan, kenapa ia
harus menjadi hantu wanita yang bergentayangan dan sama sekali engga
mengetahui apapun tentang kehidupan masa lalunya. Arang menangis,
menyusuri bukit berbunga sejauh yang ia bisa. Mencoba menjauhi
keramaian, mencoba menjauhi kekacauan dan mencoba menjauhi takdir yang
sudah ditetapkan.
Arang memikirkan dirinya, bagaimana kehidupannya sebagai hantu selama 3
tahun belakangan ini. Ia harus menahan lapar, berebut makanan dengan
para hantu yang lain, berkelahi untuk mendapatkan makanan, dipukuli oleh
para hantu-hantu yang lain tanpa ada yang membantunya. Yeap, Arang
hantu yang kesepian, ia harus mengatasi semua permasalahannya dengan
usahanya sendiri. Engga heran, bela diri random yang ia kuasi, Arang
dapatkan dari pengalaman hidupnya sebagai hantu yang kelam. Belum lagi,
ia harus menghindari kejaran dari para pengumpul arwah.
Arang terus berlari sampai ia terjatuh. Dan ia masih tetap menangis, meratapi dirinya.
Raut wajah Joo Whal menyimpan berjuta-juta rasa ketakutan, rasa ketakutan dan keterkejutan yang engga luput dari penglihatan Eun Oh.
Dan pengawal pribadi Joo Whal menyuruh petugas untuk membawa mayat Arang ke kediaman Officer Choi, karena hal ini berkaitan dengan permasalahan keluarga Officer Choi dimana Lee Seol Rim merupakan calon menantu dari Officer Choi maka semua permasalahan akan ditangani oleh keluarga Officer.
Semua petugas bergegas melaksanakan apa yang sudah diperintahkan, tapi
pekerjaan mereka terhenti karena penolakan dari Eun Oh. Eun Oh yang
menjabat sebagai hakim harus dilibatkan dalam kasus ini. Perannya
sebagai hakim engga boleh diremehkan, ini merupakan salah satu kasus
yang belum terpecahkan di Miryang. Dan sudah diketahui dengan jelas
bahwa kematian Arang ada kaitan dengan kasus pembunuhan. Bila mayat
Arang dibawa ke kediaman Officer Choi maka kasus ini akan ditutup begitu
saja, tanpa mengetahui motif pembunuhan seperti apa dibalik kematian
Arang.
Joo Whal bertanya dengan sinis, siapa sebenarnya Eun Oh. Eun Oh tentu
saja memperkenalkan dirinya sebagai hakim yang baru saja menjabat di
Miryang. Joo Whal mengerti, hakim Kim ini juga yang mengirimkan surat
kepadanya. Joo Whal menjelaskan perihal permasalahan yang terjadi dengan
sangat hati-hati, Ayahnya dan dirinya yang akan mengurusi permasalahan
ini, karena ia engga ingin permasalahan ini terus menjadi gunjingan para
warga.
Apa Joo Whal mengenai keterkaitan dalam kematian Arang. Joo Whal dan Lee
Seol Rim-Arang, memang sudah bertunangan, tapi hubungan mereka hanya
sekedar hubungan biasa. Joo Whal hanya pernah bertemu dengan Arang satu
kali saja dan Joo Whal sama sekali engga memiliki perasaan apapun pada
Arang, jelas Joo Whal pada Eun Oh.
Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk mengurusi hal ini, ia memerintahkan
petugas untuk membawa mayat itu ke kantor kehakiman agar penyelidikan
dapat segera dilakukan. Dan pembicaraan Eun Oh dengan Joo Whal semakin
memanas.
Arang tetap berada di tepi danau itu sampai malam. Ia bahkan engga
mempedulikan dirinya yang tertidur di tengah padang rumput. Arang
benar-benar letih dengan semua ini.
Di kediaman keluarga Arang, ahjumma yang biasa bekerja untuk keluarga
Arang, ia menangis dan mulai membakar barang-barang peninggalan Lee Seol
Rim-Arang, satu persatu barang-barang yang biasa Arang gunakan semasa
hidupnya, dibakar. Ahjumma itu engga henti-hentinya menangis.
Dari kejauhan, Eun Oh memperhatikan tangisan Ahjumma itu. Ia cemas, kemana Arang pergi ia belum juga pulang.
Dol Swi datang menghampiri dan menanyakan apa yang akan Eun Oh lakukan dengan mayat yang ada di ruang hakim. Dengan ringannya Eun Oh menjawab, tidak tahu.. LOL. Engga bermaksud untuk melepas tanggung jawab, tapi memang Eun Oh benar-benar engga mengetahui apa yang harus ia lakukan. Ia bahkan engga menemukan clue apapun dibalik kematian Arang dan kaitannya dengan keluarga Officer.
Dol Swi datang menghampiri dan menanyakan apa yang akan Eun Oh lakukan dengan mayat yang ada di ruang hakim. Dengan ringannya Eun Oh menjawab, tidak tahu.. LOL. Engga bermaksud untuk melepas tanggung jawab, tapi memang Eun Oh benar-benar engga mengetahui apa yang harus ia lakukan. Ia bahkan engga menemukan clue apapun dibalik kematian Arang dan kaitannya dengan keluarga Officer.
Mendengar hal tersebut, Dol Swi kaget. Bagaimana bisa begini? Bagaimana
bisa Eun Oh engga memiliki rencana apapun. Seenggak rencana untuk
menghindar dari amukan Officer Choi. He. Eun Oh malah berkata, "semua
keputusan ada di tangannya (arang), apakah ia ingin mencari siapa yang
membunuhnya, membersihkan nama baiknya atau hanya mengubur jasadnya
seperti itu saja."
Arang kembali, kembali untuk melihat jasadnya sendiri. Creepy. Really!!
Malam itu, di ruangan itu, Arang masuk ke dalam ruangan untuk melihat
kondisi mayatnya yang sudah bersih. Arang memperhatikan wajahnya
sendiri, kali ini ia mengetahui dan menyadari kalau wajahnya memang
wajah seorang gadis bangsawan.
Arang duduk di pinggir jasadnya sendiri, air matanya engga
henti-hentinya mengalir. Ia berbicara pada dirinya sendiri. Kenapa
seperti ini, kenapa nasibmu seperti ini, bagaimaan kau bisa berakhir
mengenas seperti ini, kesalahan besar apa yang sudah kau lakukan, kau
bahkan tidak mengetahui alasan dibalik semua itu, ungkap Arang pada
dirinya sendiri.
"Jadi kau terlihat seperti ini. Matamu terlihat seperti itu. Dan hidungmu Dan mulutmu. Kau cantik. Tapi mengapa kau ada di tempat dingin dan kotor? Mengapa kau hanya berbaring di sana seperti mayat yang meneydihkan? Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu Kenapa kau tidak tahu, bodoh? Kenapa tidak Anda ketahui?" ucap Arang seraya mengusap air matanya.
Semua keputus-asaan itu berubah menjadi ambisi untuk menemukan akar
permasalahan dan siapa-siapa yang terlibat dalam kematian dirinya.
"Tunggu dan lihat. Aku pasti akan mebersihkan namamu dari semua rumor
yang beredar di Miryang dan aku akan menemukan siapa yang telah
membunuhmu."
Malam itu juga, di atap, Arang terdiam dan terus memperhatikan bulan.
Agar semuanya dapat terkuak, Arang memohon pada raja langit untuk
membantunya dan memaafkan semua kesalahannya, Arang bahkan mengakui
semua kesalahannya dan ia harap raja langit dapat memaafkan dan
membantunya untuk mengatasi permasalahan ini.
Engga ada tanggapan apapun dari raja langit, dan karena kesal, Arang berteriak, kembali memarahi raja langit yang super hot, "Raja langit kau benar-benar kejam apa yang aku lakukan hingga membuatku seperti ini? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga aku mendapatkan hukuman seperti ini?!!" Jerit Arang.
Engga ada tanggapan apapun dari raja langit, dan karena kesal, Arang berteriak, kembali memarahi raja langit yang super hot, "Raja langit kau benar-benar kejam apa yang aku lakukan hingga membuatku seperti ini? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga aku mendapatkan hukuman seperti ini?!!" Jerit Arang.
Lagi-lagi jeritan itu terdengar sampai ke langit. Dan raja langit yang
mendengar hal itu terkejut. Ia dan raja neraka masih tetap memainkan
mahyong (or what?? whatever!!), belum ada yang dikatakan menang dan
kalah. Karena setiap kali raja langit hendak memainkan serdadunya, ia
selalu berpikir keras. Permainan itu seperti pengaturan takdir bagi
mereka, setiap kata yang dilontarkan masing-masing pihak selalu
berkaitan dengan hal yang terjadi di bumi.
Kali ini Raja Neraka memberitahukan kaisar langit untuk engga menggubris permintaan Arang. "Biarkan semuanya menjadi urusannku. Hukuman akan ditambah karena ulahnya." Lalu dijawab oleh Kaisar langit, bukankah Arang sudah memohon padanya, lagipula kaisar langit sangat baik hati, ia akan mengabulkan beberapa permohonan.
Raja Neraka mengatakan pada Kaisar langit untuk engga bermain-main dengan keseimbangan antara dunia roh dan dunia manusia, karena mereka memiliki keseimbangan yang berbeda. Bila keseimbangan tersebut rusak atau tergores sedikit saja, pada ujungnya, Raja Neraka yang akan membereskan permasalahan tersebut. Hal itu membuat dirinya disebut sebagai malaikat yang baik, sedangkan Kaisar langit menyandang malaikat buruk karena telah merusak keseimbangan yang telah ada, hanya karena belas kasihan pada seorang roh. Kaisar langit hanya tertawa, tawa yang menyatakan bahwa ia akan mengabulkan permohonan Arang.
Eun Oh menunggui jasad Arang, sampai saat ini ia belum juga bertemu dengan Arang dalam rupa hantu. Kemana perginya Arang, pikir Eun Oh. Seharusnya ia sudah kembali dan melihat jasadnya yang sudah bersih seperti ini. Eun Oh membuka perlahan untuk melihat wajah Arang, kemudian menutup kain itu lagi.
Bang Wool masih tetap dengan ritualnya. Ah, ia dikatakan shaman kelas
bawah karena ia sama sekali engga hafal dengan mantra-mantra dalam dunia
per-shaman-an. Engga diragukan lagi, setiap kali ia melakukan ritual
aneh, pasti selalu gagal karena para roh yang diundangnya engga kunjung
datang. Sama seperti kali ini, Bang Wool mengucapkan mantra hanya
sebagian, dan entah beberapa kali ia harus melihat ke buku mantranya.
Nope, yang datang bukan roh berpangkat tinggi, tapi Arang. He. Arang
datang seraya mengerjai Bang Wool dengan memberikan sinyal-sinyal
seperti itu. Saat Arang memanggil Bang Wool, Bang Wool kembali dibuat
stress dengan kehadiran Arang.
Bang Wool memang satu-satunya Shaman yang dapat dipercayai, kecuali dari
kemampuannya. Arang memilih Bang Wool karena selain Bang Wool begitu
polos, ia juga dapat dimintai bantuan walau dengan terpaksa. Yeap, kali
ini Arang menemui Bang Wool untuk meminta bantuan padanya. Asaa.. Dengan
syarat yang masih sama bahwa Arang engga akan mengganggu Bang Wool lagi
setelah Bang Wool membantunya kali ini. Mau engga mau, Bang Wool harus
membantu Arang.
Ruangan berantakan dan berdebu itu benar-benar membuat Bang Wool takut,
suara-suara gonggongan anjing membuat suasana semakin mencekam. Bangunan
itu terkunci dengan beberapa balok kayu yang menutupinya, Bang Wool
kesulitan membuka gerbang utama, dengan bantuan kekuatan hantu milik
Arang, akhirnya gerbang utama terbuka.
Di tempat lain, di kediaman kehakiman, setelah menjenguk jasad Arang.
Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk menjaga jasad itu, karena mungkin saja
sesuatu akan terjadi. Mendengar hal tersebut, tentu saja Dol Swi enggan,
kenapa ia harus menjaga mayat yang engga ia kenal itu. Eun Oh
memberikan pujian padanya agar ia mau menjaga mayat Arang.
Eun Oh mengatakan bahwa salah satu tugas dari hakim adalah menjaga keamanan warga Miryang dan kali ini tugas tersebut Eun Oh limpahkan pada Dol Swi, untuk itu Dol Swi dapat dikatakan sebagai hakim Miryang karena dengan menjaga mayat Arang sama artinya dengan menjaga kenyamanan dan keamanan warga. ke ke. Dol Swi mengaga, benarkah? Dol Swi benar-benar termakan ucapan Eun Oh.
Eun Oh mengatakan bahwa salah satu tugas dari hakim adalah menjaga keamanan warga Miryang dan kali ini tugas tersebut Eun Oh limpahkan pada Dol Swi, untuk itu Dol Swi dapat dikatakan sebagai hakim Miryang karena dengan menjaga mayat Arang sama artinya dengan menjaga kenyamanan dan keamanan warga. ke ke. Dol Swi mengaga, benarkah? Dol Swi benar-benar termakan ucapan Eun Oh.
Di kediaman Joo Whal. Joo Whal tengah memandangi bulan di langit. Ia
selalu melakukan hal ini, dipandangi bulan seperti sebuah harapan,
dipandangi dan kemudian berharap. Ayah Joo Whal-Officer Choi datang
menghampiri Joo Whal. Ia menyindir perkara jasad Arang yang berada di
kediaman Hakim Kim Eun Oh dan kegagalan Joo Whal dalam mengatasi
permasalahan ini.
Seharusnya mudah bagi Joo Whal, ia hanya tinggal mengambil dan membawa
jasad Arang dari Hakim Kim tapi permasalahan seperti itu saja, Joo Whal
gagal. Officer Choi akan membantu Joo Whal dalam mengambil kembali mayat
Arang, ia akan memberikan pelajaran bagi Joo Whal bagaimana seharusnya
mengatasi permasalahan seperti ini. Tapi tentu saja, bantuan Officer
Choi ini adalah pertolongan yang diberikan untuk yang terakhir kalinya.
Officer Choi menyuruh beberapa pengawalnya untuk membereskan hal ini,
menculika tau mengambil paksa mayat Arang dari kediaman hakim Kim. Aish!
Dengan membawa obor, masing-masing dari mereka berlari cepat berkejaran
dengan waktu.
Bang Wool menyiapkan segalanya. Bila akan membuka gerbang ke dunia lain
maka ia harus menyiapkan simbol bunga besar yang merupakan lawan dari
simbol bunga besar yang terdapat di gerbang.
Bang Wool membaca baik-baik instruksi yang terdapat di buku primbon magicnya. Bang Wool mencari gerbang dengan simbol bunga yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat di buku. Sampai ia menemukan gerbang itu, Bang Wool lalu membuka gerbang dengan paksa dengan terlebih dulu merusak segel kuning yang tertempel.
Bang Wool membaca baik-baik instruksi yang terdapat di buku primbon magicnya. Bang Wool mencari gerbang dengan simbol bunga yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat di buku. Sampai ia menemukan gerbang itu, Bang Wool lalu membuka gerbang dengan paksa dengan terlebih dulu merusak segel kuning yang tertempel.
Gerbang terbuka dan sebuah simbol bunga besar di temukan di sana. Itu
adalah sebuah portal, portal yang memiliki kekuatan besar yang dapat
menarik roh-roh masuk ke dalamnya. Sekali mereka masuk ke dalam sana
maka sangat sulit bagi para roh tersebut kembali. Maka dari itu, Shaman
tertinggi menyegel portal dengan segel bermantra.Bang Wool menyiapkan
kain bersimbol bunga sebagai penangkal, penangkal yang dapat menutup
portal itu kembali bila saatnya tiba.
Satu tujuan Arang datang ke tempat ini, adalah untuk bertemu dengan Moo
Young. Untuk memancing Moo Young datang, Arang sengaja melakukan hal
yang jahat pada Bang Wool, karena saat seorang hantu melakukan kejahatan
pada seorang manusia maka para pengumpul roh akan datang memberikan
hukuman. Arang meniup wajah Bang Wool, dan dalam waktu seketika, wajah
Bang Wool dipenuhi dengan bintik-bintik benjolan besar bernanah. Iugh.
Arang meminta maaf sudah melakukan hal itu. Ia melakukannya karena
terpaksa, lagi pula mungkin ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan
Bang Wool. Arang akan kembali ke alam baka, mendengar hal tersebut Bang
Wool benar-benar senang, berarti ia engga harus bertemu dengan Arang
lagi.
Benar saja, Moo Young yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang. Ia
datang dan siap untuk menangkap Arang. Tapi Arang mengucapkan niatnya
bahwa ia ingin bertemu dengan raja langit, "Aku ingin bertemu dengan
raja langit." Permintaan tersebut jelas saja ditolak oleh Moo Young.
Kali ini Arang memberikan kode pada Bang Wool yang tengah bersembunyi di
balik sebuah kayu besar. Kodenya adalah "Si tua itu." Kode ini
sebenarnya merupakan panggilan Arang pada Kaisar Langit. LOL. Saat Arang
mengucapkan kata "Si tua itu" maka Bang Wool harus sesegera mungkin
membuka portal yang telah disiapkan.
"Tidak, bagaimanapun juga, aku harus bertemu dengang SI TUA ITU." ucap
Arang dengan menekankan kata si tua itu. Whaat? Karena ketakutan, Bang
Wool engga juga membuka portal. Arang harus mengucapkan kode tersebut
beberapa kali, sampai akhirnya, Bang Wool membuka portal dengan
ketakutan yang amat sangat.
Portal terbuka dan.... Moo Young langsung tersedot oleh aliran udara
kuat yang keluar dari portal tersebut, bukan hanya Moo Young tapi Arang
juga. Moo Young berhasil berpengangan pada kedua pilar portal, sedangkan
Arang, ia bertabrakan dengan tubuh Moo Young. Dalam keadaan genting
tersebut, yang Arang katakan adalah agar Moo Young memperbolehkannya
bertemu dengan Kaisar langit.
Aliran udara yang semakin kencang membuat Moo Young engga lagi bisa
menahan kedua tangannya, tapi ia sebisa mungkin menahan dengan sekuat
tenaga. Arang merupakan hantu yang bila masuk ke dalam lubang tersebut
maka ia akan menghilang, sedangkan Moo young, Moo Young masih memiliki
urusan lain dan bila ia harus masuk ke portal hitam tersebut maka semua
tugas-tugasnya akan terbengkalai.
Di kerajaan langit, seraya bermain mahyong, kaisar langit memutuskan takdir yang harus diterima oleh Arang. Obsesi kemenangan raja neraka terhadap permainan mahyong itu benar-benar membuat Kaisar langit memutar otak. He. Kaisar langit hampir saja memenangkan permainan, lalu dengan segan Raja Neraka memintanya untuk memundurkan serdadu agar kali ini Raja neraka dapat memenangkan permainan itu.
Okay Kaisar Langit akan membiarkan Raja memenangkan permainan itu hanya dengan satu syarat, "Lalu apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Kaisar langit seraya tersenyum, mengetahui bonus besar yang akan ia dapat dari membiarkan Raja Neraka menang. Dengan geram, Raja Neraka memanggil nama Moo Young dan memberikan perintah bahwa ia-sebagai Raja Neraka menyetujui Arang untuk menemui Kaisar langit dan Raja Neraka. Haha.
Di kerajaan langit, seraya bermain mahyong, kaisar langit memutuskan takdir yang harus diterima oleh Arang. Obsesi kemenangan raja neraka terhadap permainan mahyong itu benar-benar membuat Kaisar langit memutar otak. He. Kaisar langit hampir saja memenangkan permainan, lalu dengan segan Raja Neraka memintanya untuk memundurkan serdadu agar kali ini Raja neraka dapat memenangkan permainan itu.
Okay Kaisar Langit akan membiarkan Raja memenangkan permainan itu hanya dengan satu syarat, "Lalu apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Kaisar langit seraya tersenyum, mengetahui bonus besar yang akan ia dapat dari membiarkan Raja Neraka menang. Dengan geram, Raja Neraka memanggil nama Moo Young dan memberikan perintah bahwa ia-sebagai Raja Neraka menyetujui Arang untuk menemui Kaisar langit dan Raja Neraka. Haha.
Mendengar perintah seperti itu, Moo Young mengizinkan Arang untuk
menemui Kaisar Langit. Arang lalu menyuruh Bang Wool untuk menutup
portal hitam dan keduanya selama dari hisapan lubang hitam penuh magic
itu.
Di tempat lain, Eun Oh. Ia cemas mencari keberadaan Arang. Di bukit, di
hutan, di pinggiran danau, engga ada satupun isyarat bahwa Arang ada di
tempat tersebut.
Selagi Eun Oh mencari Arang, di belahan hutan yang lain, Arang tengah mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Moo Young. Arah jalan untuk bertemu dengan kaisar langit.
Selagi Eun Oh mencari Arang, di belahan hutan yang lain, Arang tengah mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Moo Young. Arah jalan untuk bertemu dengan kaisar langit.
Bertepatan dengan hal tersebut, Eun Oh mencarinya dan terus mencari
keberadaan Arang, "Kau dimana, amnesia??" ucap Eun Oh dengan cemas.
Langganan:
Postingan (Atom)